Aku sebagai Manifesto Kebebasan: Kajian Pragmatik Puisi Chairil Anwar

Zul Fahmi

doi:10.71094/jollt.v1i1.46

Authors

Zul Fahmi Program Studi Bahasa, Universitas Nahdlatul Wathan, Mataram, Indonesia Author

DOI:

https://doi.org/10.71094/jollt.v1i1.46

Keywords:

Kajian Pragmatik, Puisi, Chairil Anwar, Manifesto Kebebasan, Linguistic

Abstract

Puisi Aku karya Chairil Anwar merupakan salah satu karya sastra Indonesia yang dikenal luas dan sangat popular karena menggambarkan semangat kebebasan dan keberanian dalam menghadapi kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis puisi tersebut melalui pendekatan pragmatik guna mengungkap bagaimana aspek bahasa digunakan untuk merepresentasikan kebebasan individu. Kajian ini berfokus pada analisis tindak tutur, implikatur, dan konteks sosial-budaya pada masa puisi ini ditulis. Melalui metode kualitatif-deskriptif, penelitian ini menemukan bahwa pilihan diksi dalam puisi Aku menggambarkan ketegasan, keberanian, dan penolakan terhadap otoritas yang mengekang. Analisis pragmatik menunjukkan bahwa puisi ini tidak hanya menyuarakan perlawanan individu terhadap tekanan sosial, tetapi juga berfungsi sebagai manifesto kebebasan yang relevan dengan semangat perubahan di era revolusi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman tentang kekuatan bahasa dalam sastra, khususnya dalam menggambarkan nilai-nilai kebebasan dan keberanian yang diusung Chairil Anwar.

References

Teeuw, A. (1980). Sastra Indonesia Modern: Dalam Lintasan Sejarah. Pustaka Jaya.

Buku ini memberikan analisis mendalam mengenai perkembangan sastra Indonesia modern dan mencakup berbagai karya dari Chairil Anwar, termasuk puisi Aku, serta posisinya dalam sejarah sastra Indonesia.

Salam, S. (2001). Chairil Anwar: Dari Angkatan '45 ke Angkatan Baru. Balai Pustaka.

Buku ini memaparkan biografi dan karya Chairil Anwar dengan penekanan pada kontribusinya terhadap sastra Indonesia, serta menggali makna mendalam dari puisinya, termasuk Aku.

Fadly, M. (2010). Chairil Anwar: Membaca Puisi-puisi Angkatan 45. Graha Ilmu.

Referensi ini meneliti gaya bahasa Chairil Anwar dan peranannya dalam Angkatan '45, terutama dalam merumuskan semangat kebebasan dalam karyanya.

Yule, G. (1996). Pragmatics. Oxford University Press.

Buku ini memberikan penjelasan dasar mengenai teori pragmatik dan bagaimana pendekatan pragmatik dapat diterapkan dalam analisis bahasa, termasuk dalam karya sastra.

Levinson, S. C. (1983). Pragmatics. Cambridge University Press.

Buku ini menjelaskan lebih lanjut tentang implikatur, tindak tutur, dan konteks dalam komunikasi, yang relevan dengan analisis puisi melalui pendekatan pragmatik.

Brown, P., & Levinson, S. C. (1987). Politeness: Some Universals in Language Usage. Cambridge University Press.

Buku ini menguraikan teori mengenai tindak tutur dan kesopanan dalam komunikasi, yang bisa digunakan untuk melihat bagaimana puisi Aku mencerminkan strategi komunikasi dalam konteks sosial.

Hasan, M. (2005). Sastra Indonesia Kontemporer: Dari Politik hingga Seni. Penerbit Buku Kompas.

Buku ini menyajikan analisis tentang dinamika sastra Indonesia, termasuk pengaruh sosial-politik terhadap perkembangan karya sastra, dan relevansi tema kebebasan dalam sastra Indonesia.

Haryatmoko. (2009). Filsafat Kebebasan: Politik, Etika, dan Estetika. Penerbit Buku Kompas.

Meskipun bukan buku sastra, referensi ini membahas konsep kebebasan dari perspektif filosofis yang dapat memperdalam pemahaman tentang kebebasan individu dalam puisi Chairil Anwar.

Ramli, M. S. (2015). Puisi Angkatan ’45: Studi Tentang Tema Kebebasan dalam Karya Chairil Anwar. Jurnal Bahasa dan Sastra, 17(2), 45-56.

Artikel ini membahas tema kebebasan dalam karya Chairil Anwar dan hubungannya dengan konteks sejarah dan sosial saat itu.

Setiawan, D. (2013). Pengaruh Politik pada Sastra Indonesia: Chairil Anwar dan Puisi Kebebasan. Jurnal Sastra dan Budaya, 20(3), 92-104.

Artikel ini menyelidiki pengaruh peristiwa politik pada penulisan puisi Chairil Anwar dan bagaimana puisi tersebut berperan dalam merespons kondisi sosial-politik masa itu.